Di
suatu forum, yang mana sebagian besar berisi ibu-ibu dan beberapa orang yang
seusiaku (baca:mahasiswa). Di awal materi sang ustadz bertanya kepada kami
Ustadz :“Apa
pengertian nabi dan rasul?”
Seseorang peserta mengangkat
tangannya dan menjawab
Peserta :“Rasul
itu seseorang laki-laki yang diutus Allah dan diberi wahyu serta wajib
menyampaikannya pada orang lain,
sedangkan nabi mendapat wahyu untuk dirinya sendiri/tidak wajib
menyampaikannya”
Ustadz : darimana ibu mendapatkan
definisi seperti itu
Peserta :
Sejak SD dan MDA di ajarkan seperti itu ustadz
Ustadz :jd informasi
sejak SD yang masih dipertahankan sampai sekarang, tidak di Upgrade lg
pengetahuannya? Sekarang coba kita pikirkan bersama apakah definisi itu masuk
akal?
Adikku
yang paling kecil senang sekali bila diceritakan tentang kisah nabi dan rasul. Ketika
dia bertanya “Uni apa bedanya nabi dan Rasul?” jujur akupun hampir persis menjawab
seperti itu, J
aku sadar berarti aku kurang menambah ilmu jawaban anak SD juga yang masih ku
pakai. Kalau kita cari definisinya du buku-buku agama pun masih definisi
seperti itu yang banyak kita temukan.
Dari segi jumlah kita ketahui Sejak Nabi Adam sampai
Nabi Muhammad telah di utus 313 rasul dan 124.000 nabi. Tapi nabi dan rasul
yang wajib kita ketahui ada 25. Nabi dan Rasul itu laki-laki. Oke tidak ada
perdebatan tentang ini, sama-sama mendapat wahyu dari Allah TAPI RASUL WAJIB MENYAMPAIKAN SEDANGKAN NABI TIDAK WAJIB MENYAMPAIKAN
Apakah benar seperti itu? Apakah
benar nabi hanya menyimpan wahyu untuk dirinya sendiri? Mau pintar dan selamat
sendiri saja? Kita saja nich yang bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, bukan ustadz,
bukan pula ulama apalagi Nabi. Kita yang jangankan mendapat wahyu, ilmu saja
mungkin masih sangat sedikit masih tetap mempunyai kewajiban untuk berdakwah,
untuk menyampaikan kebaikan.
Jadi bagaimana dengan Nabi??? Apa perbedaan nabi dan rasul yang
sebenarnya??
kita juga sudah belajar sejak
kecil tentang sifat Nabi dan rasul
Setiap nabi dan rasul memiliki sifat-sifat asasi seorang nabi dan rasul, yaitu shiddiq (benar), tabligh (menyampaikan), amanah (dapat
dipercaya), dan fathanah (cerdas)
Mustahil
seorang nabi dan rasul berdusta, kitman
(menyimpan untuk dirinya sendiri), mengkhianati amanah, dan bodoh
Ayo kita lihat lagipengertiannya satu persatu
Rasul itu:
- Laki-laki tidak ada yang wanita (12:109, 16:43, 21:7)
- Pilihan tidak bisa ngaku-ngaku; Allah yang memilihnya à tidak sembarangan (38:47)
- Diutus dari Allah ada SK-nya berupa wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril (26:192-196)
- Membawa misi yakni syari’at (9:33)
- Kepada manusia sebagian (lokal, kaum tertentu 7:59) atau seluruhnya (global) 34:28
Bedanya dengan nabi:
Dari
yang membentuk kata “NABI” (اَلنَّبِيُّ) dapat diketahui bahwa nabi itu berkaitan dengan “اَلنَّبَاءُ” yang artinya
“BERITA” Jadi nabi menerima wahyu yang berupa berita, bukan syari’at atau misi
(risalah)
Nah pertanyaannya sekarang Apakah
disampaikan?
Tentu
à contoh: Nabi Yusa’ bin
Nun (penerus Nabi Musa AS, pemuda yang menemani beliau ketemu bertemu dengan
Hidzir) Kaumnya bertanya tentang kewajiban perang dan penentuan pimpinannya;
Allah memberi wahyu kepadanya lalu disampaikan kepada kaumnya (2:246-248)
Nabi menerima wahyu namun yang
disampaikan hanya berupa berita bukan misi, Nabi masih menyampaikan menjalankan
syari’at rasul sebelumnya. Nabi itu adalah penyambung antara satu rasul dengan
rasul lainnya.
Berbeda dengan rasul, jika hadir seorang rasul pada suatu
kaum, maka risalah rasul sebelumnya tidak berlaku lagi, tapi harus mengikuti
risalah rasul yang terbaru. Rasul memperbarui risalah rasul sebelumnya ada yang
di hapuskan dan ada yang disempurnakan karena Risalah yang dibawa para rasul
berbeda-beda sesuai kondisi kaum yang dihadapi
Rasul juga membawa Misi yang yaitu adalah TAUHID (21:25,
16:36)
Al-Qur’an
menceritakan sebagian misi rasul:
▫
Nabi Nuh AS: masalah tauhid saja (7:58-64,
11:25-48, surat Nuh [71]) , mereka menyembah berhala wadd, suwaa', yaghuts,
ya'uq dan nasr
▫
Nabi Luth AS: menghadapi kaum homo
▫
Nabi Syu’aib AS: menghadapi kaum yang curang
dalam timbangan dan takaran
▫
Nabi Musa AS: menghadapi masalah yang kompleks
Saat rasulullah SAW melihat umar ra. Membawa taurat beliau
terlihat tidak senang dan berkata “wahai Umar seandainya pemilik taurat itu
(Nabi Musa as. masih hidup, maka tidak ada pilihan baginya selain mengikuti
aku” mengapa Rasulullah berkata seperti itu? Karena memang syariat Nabi Musa
dan Taurat sudah disempurnakan oleh Nabi Muhammad dan Al-qur’an.
Jadi itulah beda Nabi dan Rasul, mudah2n kalau ada adik atau
siswa kita bertanya nantinya kita jangan sampai salah memberikan info lagi y..
Syukran untuk ustadz sholeh, ustadz Epi santosi dan Ustadz
Dzul adli yang telah menyampaikan materi ini dengan sangat baik dan meluruskan
pemahaman kami yang keliru selama ini
Semoga tulisan ini juga bermanfaat untuk yang lainnya
Wallahu’alam bishshowab
saya telah membaca juga menelusuri berbagai artikel yang ada disini memang banyak content yang bermanfat bagi saya, tak heran bila pengunjung blog ini ramai seperti situs forum yang sudah ternama? salam sukses
ReplyDeleteterima kasih faeda jaya.. semoga bermanfaat
DeleteMakasihhhh
ReplyDelete