BAB III
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAN AYAT AL QURAN
A. Teori Big Bang dalan Al-Qur’an
Bumi
Pernah Berpdu dengan Langit
Proses kelahiran alam semesta telah
dimulai sejak sekitar 18 miliyar tahun yang lalu. Sebelum terjadinya ledakan
kosmis yang sangat dasyat dari sebuh titik singularitas atau dikenal dengan
peristiwa big bang.
Pristiwa big bang telah dikemukakan oleh
George Lemaitre dan Stephen Hawking pada tahun 198-an yang menjelaskan kejadian
awal alam semesta. Teori tersebut menjelaskan bahwa alam semesta awalnya
terdiri dari sebuah titik yang sangat rapat, padat dan panas, yang disebut
titik singularitas. Sebuah titik yang tidak terdefinisi. Dari titik inilh
sebuah ledakan maha dasyat (big bang) terjadi dan membentuk atom-atom hydrogen
(H), helium (He), proton, electron, dan neutron dalam hitungan menit. Sejak
terjadinya ledakan itu bintang-bintang, proto-proto galaksi dn galaksi mulai
terbentuk. Selanjutnya alam semesta mengembang dan berangsur dingin.
Allah telah menjelaskan kejadian
tersebut dalam Al-Qur’an
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا
أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Artinya : "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya' : 30)
Ternyata Al-qur’an telah menyajkan informasi yang sangat akurat bahwa
pada awalnya langit dan bumi itu memang perpadu dalam satu titik singularitas
sebagai asal segala yang ada di jagat raya