PERPANJANG USIAMU DENGAN MENULIS

PERPANJANG USIAMU DENGAN MENULIS

Saturday, July 14, 2012

TABOT (TABUIK), PERAYAAN ISLAM YANG TIDAK ISLAMI


                                                                                   
Baru saja kita melewati tahun baru islam, tahun baru hijriyah. Ada berbagai acara yang di lakukan dalam rangka menyambut hari besar ini seperti pawai obor, istighazah, dan khitan massal namun di daerah Bengkulu dan Pariaman (Sumatra Barat) momen ini dirayakan agak berbeda, yaitu dengan perayaan Tabot (tabuik).
Tanggal 10 Muharam merupakan saat yang dinanti-nanti oleh masyarakat Bengkulu. Berbondong-bondong orang pergi menyaksikan festival tabot tebuang (terbuang) sebuah acara yang sudah menjadi tradisi turun temurun bagi masyarakat Bengkulu. Pada hari itu berpuluh-puluh tabot dengan berbagai bentuk dan warna, akan diarak mengelilingi kota lalu dibuang ke tempat pembuangannya.
Tabot (di Pariaman dikenal dengan Tabuik) berasal dari kata tabut (bahasa arab) yang artinya kotak atau peti kayu. festival tabot yang dikenal saat ini adalah serangkaian acara yang dilakukan kaum syi’ah guna mengenang syahidnya Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang gugur dalam perang melawan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Iran. Husain meninggal dengan tubuh terpisah-pisah karena kekejaman pasukan lawan yang jumlahnya 30 kali lebih banyak dari pasukan Husain.
Tabot dikenal di Bengkulu sejak tahun 1685 pertama kali dicetuskan oleh Syeh Burhandin (Imam Selongo), seorang pekerja dari India yang saat itu bertugas membangun Benteng Malborough di Kota Bengkulu. Selanjutnya beliau menetap dan menikah dengan wanita Bengkulu. Tradisi tabot ini terus diwariskan pada anak dan keturunannya sehingga rutin dilaksanakan tiap tahunnya. Awalnya tabot hanya dikenal di Bengkulu, lalu menyebar ke Painan, Padang, Pariaman, hingga ke Aceh, daerah Moulabuh dan Singkil.namun pelaksanaan tabot di tempat lain tidak berlangsung lama. Sekarang tabot hanya bisa ditemui di Bengkulu dan Pariaman saja.
Pelaksanaan tabot di dua tempat ini memiliki perbedaan namun tetap memiliki maksud yang sama. Pelaksanaan tabot di Bengkulu lebih rapi dan meriah di bandingkan  dengan di Pariaman.
Rangkaian acara dari tabot di Bengkulu dimulai dari pengambilan tanah pada tanggal 1 Muharam, lalu upacara duduk penja (pending jari-jari melambangkan potongan tangan dari Husein.) selanjutnya dilakukan pemasangan kepala tabot. Tabot yang ada saat ini adalah suatu bangunan bertingkat-tingkat yang panjang bagian dasarnya sekitar 1,5 sampai 3 meter. Untuk   tabot adat yang dibuat oleh keluarga tabot (orang sipai, keturunan syeh Burhanudin) bentuk dan ukurannya ditentukan oleh adat dan undang-undang. Sedangkan untuk tabot pembangunan (dibuat oleh selain keluarga tabot) bentuk dan ukurannya bisa lebih bervariasi, tidak terlalu terikat dengan aturan. Setelah tabot selesai, pada malam tanggal 9 Muharram, semua tabot dibawa ke tanah lapang. Malam ini disebut malam tabot besanding atau malam arak gedang. Acara akhir dari rangkaian acara ini adalah arak-arakan tabot tebuang (pagi 10 Muharram). Tabot diarak menuju tempat pembungannya. Sebagian menuju Pantai Panjang, sebagian lagi menuju Karabela yaitu suatu daerah di Bengkulu yang menjadi simbol Padang Karbala tempat Husain meninggal.yang juga merupakan makam Syeh Burhanudin (Iman Selonngo).
Perayaan tabot ini telah mengalami percampuran budaya atau akulturasi antara budaya daerah asalnya dan budaya Bengkulu. Awalnya acara ini dilaksanakan dalam rangka berkabung atas meninggalnya Husain dan untuk memenuhi tradisi keluarga. Namun sekarang perayaan tabot ini lebih menjadi suatu bentuk pelestarian budaya yang ada di Bengkulu, dan untuk menarik minat para turis baik dari dalam maupun luar negeri agar tertarik datang ke Bengkulu. Sekarang tidak hanya keturunan keluarga tabot saja yang merayakannya tapi dari berbagai pihak dan instansi bahkan perusahaan juga turut serta dalam acara ini.
Walaupun kelihatannya sangat berkaitan dengan hari besar islam, dan sebagai rasa berkabung terhadap meninggalnya cucu Rasulullah. Acara tabot ini sebenarnya masih jauh dari budaya / aturan Islam. Hal ini merupakan bid’ah yang tidak ada tuntunan dan ajarannya dalam Islam. Selain itu warga Bengkulu khususya keluarga Tabot yang masih ada saat ini percaya bahwa bila tabot tidak diadakan atau ada prosesnya yang kurang sempurna, maka mereka akan mendapat bencana. Ini merupakan contoh nyata sikap syirik dan pemahaman yang salah dari masyarakat. Ini menunjukkan aqidah yang belum bersih. Selain itu acara tabot juga diikuti oleh berbagai perlombaan, seperti lomba tari, menyanyi,dol, dan berbagai pertunjukan seni lainnya. Mulai tanggal 1 sampai dengan 10 Muharam diadakan pasar Tabot, di tempat tabot besanding. Di sana terdapat banyak orang yang berjualan dan berbagai wahana permainan. Hal ini di lakukan dalam rangka menyukseskan acara Tabot. Itulah sebabnya mengapa festival tabot ini menjadi acara besar yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Bengkulu setiap tahunnya.
Sebagai seorang muslim yang cerdas seharusnya kita tahu bagaimana menyikapi masalah ini. Sesuatu yang melanggar syariat agama sekarang sudah menjadi hal biasa yang dianggap wajib dilakukan. Tabot/Tabuik merupakan suatu acara yang jauh dari kesan Islam walaupun mengatasnamakan agama. Bila kita turut seta berpartisipasi dalam rangkaian acara ini, berarti kita telah membantu menyukseskan festival tabot ini dan menunjukkan rasa dukungan kita terhadap praktik syirik dan bid’ah yang nyata terlihat di tengah masyarakat.
 REFERENSI
Ritual Budaya Tabot Sebagai Media Penyiaran Dakwah Islam di Bengkulu, Bambang Indarto,
Wikipedia Indonesia.
Dari berbagai sumber lainya serta pengamatan dan pengalaman penulis.

No comments:

Post a Comment

KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KURIKULUM 2013 REVISI

Tahun ajaran baru telah tiba, tiba pula saatnya bagi para guru mempersiapkan  memperbaharui kembali perangkat pembelajarannya. apa lagi ba...